Treatment-Dilution-Platting

Nuri in action– treatment-dilution-platting mode ON

Treatment-dilution-platting. Ya itulah inti dari pekerjaanku selama penelitian baik saat s1 maupun sekarang saat s2. Mikrobiologi pangan memang sedikit banyak identik dengan pekerjaan ini. Melakukan perlakuan tertentu terhadap bahan pangan, lalu mengetahui seberapa banyak bakteri yang mati dan bertahan atas perlakuan yang kita lakukan dengan cara mengencerkan sampel dan menginkubasinya dalam media di cawan petri.


Ada dua metode platting yang umum digunakan. Spread plate dan pour plate. Saat s1, saya menggunakan metode pour plate karena bakteri yang terdapat dalam sampel saya senang “jalan-jalan”, jadi harus ditahan dengan pour plate, yaitu menuangkan media agar diatas sampel yang telah diencerkan dan menginkubasinya. Sekarang ini saya banyak menggunakan metode spread plate. Dengan metode ini, kita harus membuat media agar terlabih dahulu di cawan petri, membiarkannya memadat dan sedikit kering pada suhu ruangan selama sehari. Seratus microliter sampel yang telah diencerkan diletakkan di atas media agar yang sudah kita buat sehari sebelumnya, lalu diratakan dengan menggunakan driglaski. Namun di sini, untuk meratakan sampel di atas media, saya menggunakan glass bead steril yang kita letakkan di atas media sebelum menambahkan sampel. Dengan begini, pekerjaan menjadi lebih cepat karena saya bisa meratakan 6 sampel dalam 6 cawan petri dengan sekali gerakan. Namun untuk meratakannya kita juga perlu hati2 agar bakterinya tidak tergiling dan mati oleh glass bead.

Merindukan saat bersama sahabat2ku

Teringat jaman melakukan penelitian s1 dulu di kampus tercinta. Dengan peralatan yang serba minim, saya, Itut, Nuri, Citra dan teman-teman yang lain berjuang untuk bisa lulus s1. Mempersiapkan media dan peralatan bisa memakan waktu satu minggu sebelum kita bisa menjalankan satu eksperimen. Menginap di laboratorium adalah hal biasa. Bahkan laboratorium terasa seperti tempat tinggal kedua kami. Istirahat, makan, solat, semua dilakukan dalam lingkungan laboratorium. Dalam saat-saat seperti itulah kami menjadi lebih akrab. Mengobrol saat mempersiapkan media, ditemani saat harus lembur, mencari makan bareng-bareng, atau setidaknya ada seseorang yang bisa dititipi membelikan makan untuk kita saat ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Betapa rasa kekeluargaan kami sebagai rakyat Indonesia begitu kental disitu.

Betapa penelitian s1 masih bisa diwarnai dengan senyum
Canda-tawa-gosip-tangis (membuat cotton plug) saat ngelab

Saat ini??? Saya melakukan penelitian di negeri asing dan dikelilingi oleh orang-orang yang individualis, tidak seramah orang Indonesia, sedikit memiliki selera humor dan to the point. Pengalaman baru yang membuatku rindu pada 3 partnerku dulu. Itut, Nuri, Citra, dan teman2 satu labku dulu… saya butuh kalian mengiburku, mengobrol, mendengarkan curhatku, melepaskan letih ini dan mengendorkan urat stress ini!!! Miss u much my dearest friends.. Doakan saya ya!!! Sekarang saya berjuang tanpa kalian. Kalian yang menegarkan saat saya rapuh, menghibur saat saya sedih, dan mengingatkan saat saya khilaf.

Itut, Dwi, Nuri @ PAU