External Motivation

Siapa bilang S3 itu keren? Siapa bilang S3 di luar negeri itu keren? Buat sebagian orang mungkin iya. Mungkin memang itu yang terlihat dari luar. Tapi sayang saya masih gagal dan belum bisa melihat itu karena saya baru di awal proses. Ini baru awal dari sebuah babak baru yang berjudul perjalanan PhD.

Seminggu lalu saya mengikuti perkuliahan awal dan wajib bagi seluruh mahasiswa PhD baru yang bernama pengenalan pada PhD. Salah satu materinya tentang motivasi. Secara teori, motivasi dibagi menjadi dua. Motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal adalah yang berasal dari dalam jiwa dan sangat kuat. hampir sulit untuk dimatikan, dihilangkan, dan dipadamkan. Dalam babak ini jelas bahwa saya hanya memiliki motivasi eksternal. Motivasi eksternal bukannya tidak baik atau tidak bagus. Setidaknya saya punya motivasi dan itu sudah cukup baik. Hanya tingal bagaimana caranya supaya motivasi eksternal ini menjadi lebih kuat sekuat motivasi internal. Karena pada kenyataannya motivasi eksternal ini ada, namun entah tentang kekuatannya. Yang jelas, saya sudah mendapati diri saya rapuh. Rapuh bukan dalam arti tidak ingin melanjutkan babak ini. itu sama sekali bukan opsi untuk saya. Tapi saya merasa rapuh karena tidak dapat menghibur diri sendiri untuk bisa selalu tersenyum. Karena saya tidak sekuat itu. Karena saya akhirya harus seringkali kalah dan tak kuasa membendung air terjun dari mata ini yang mengalir begitu deras dan sangat sulit untuk dihentikan. Saya tahu saya mungkin tidak sendiri. Mungkin banyak juga yang senasib sepenanggungan dengan saya. Tapi yang saya lihat dari posisi saya sekarang, diantara mereka terlihat cukup kuat, entah di dalamnya bagaimana mereka bisa menjadi sekuat itu. Aku harus belajar dari mereka.

Mari segera kita selesaikan permainan ini!